Senin, 27 Juni 2011

RENUNGAN REFORMASI :
MELURUSKAN ARAH REFORMASI KITA
Oleh : Endarto, S.Pd (Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Banten)

Mengamati perkembangan politik ditanah air di masa reformasi akhir-akhir ini kita sebagai masyarakat awam merasa prihatin melihat situasi tersebut. Kita bersyukur dengan adanya reformasi ini akan tetapi kita melihat bahwa arah reformasi ini kadang kabur dan kebablasan sehingga menjadi tidak produktif dan melelahkan. Karena itu saya ingin menyampaikan beberapa catatan sebagai berikut :

1.      PARTAI, KOALISI DAN OPOSISI 
Seharusnya kita belajar dari sejarah. Pak Harto dulu, walaupun dianggap salah dan tidak demokratis, telah meringkas partai yang banyak di Orde Lama menjadi 10 dan akhirnya 3 saja. Beliau belajar dari Orde Lama bahwa banyak partai akan menimbulkan instabilitas karena kita hanya sibuk berpolitik lantas kapan bekerjanya, dan hasilnya kalau kita jujur mengakui pembangunan Era Pak Harto secara umum berhasil. Sekarang kita mengalami era multi partai lagi, dan yang sering kita rasakan adalah  Presiden kita sering diganggu oleh partai-partai politik sehingga pemerintah tidak fokus dalam pemerintahan dan pembangunan. Rakyat juga mulai jengah dengan keberadaan dan ulah partai-partai tersebut. Oleh karena itu kedepan sebaiknya kita kurangi jumlah partai, cukup 3 atau 4 saja tetapi efektif. Di AS yang menjadi kiblat Demokrasi kita saja hanya ada 2 partai.
Selain itu kita juga berharap kepada partai oposisi dan partai non pemerintah untuk tidak membabi buta dalam menilai pemerintah berkuasa. Artinya anda harus kritis terhadap kebijakan pemerintah yang kurang pas dan yang tidak berhasil, tetapi di sisi lain kalau pemerintah melakukan kemajuan-kemajuan maka harus diakui dan didukung, jangan ditutup-tutupi atau dicurigai bahwa hal tersebut hanya cari popularitas atau tebar pesona. Kalau ini berlanjut maka akan melahirkan dendam –dendam politik yang terus berkelanjutan. Contohnya ketika Presiden Wakhid berkuasa maka PKB mendukung mati-matian dan partai lain menyerang habis-habisan, Ketika Megawati berkuasa PDIP mendukung full setiap kebijakan dan partai lain menyerang habis-habisan pula. Yang terjadi sekarang PDIP dan partai non pemerintah gantian menyerang pemerintahan SBY secara mati-matian tanpa melihat bahwa Presiden “milik” mereka dahulu juga memiliki banyak kekurangan bahkan bisa lebih buruk, sehingga gantian Demokrat yang kalang kabut menahan serangan-serangan tersebut. Bahkan sering, partai yang tergabung dalam koalisi pemeritah juga ikut-ikutan menggempur pemerintah sehingga Demokrat ditinggal sendirian menahan gempuran dari segala arah. Apakah partai-partai tersebut tidak berpikir bagaimana bila suatu saat tokoh partainya yang menjadi Presiden, apakah mereka tidak butuh dukungan partai lain, siapkah ia digebukin sendirian dari sana-sini?
Karena itu mulai dari sekarang kita harus sepakat bahwa setelah menjadi Presiden mereka adalah presiden kita bersama, bukan milik kelompok tertentu. Karena akibat dari hal itu rakyat seolah menjadi terkotak-kotak dan efek lainya juga hubungan antara presiden dan antara para mantan presiden kita kesannya kurang akrab bahkan berjarak. Coba kita lihat betapa mesranya hubungan mantan presiden Bill Clinton dan Bush Senior ketika diutus oleh Presiden Bush Junior untuk mewakili AS ikut berperan mengatasi bencana Tsunami di Aceh tahun 2004 yang lalu. Apakah kita akan terus seperti ini ?

2.       PENGAMAT POLITIK DAN MEDIA
Meminta kepada para pengamat dan media masa untuk menyampaikan kritik secara berimbang. Pengamat dan media jangan menjadi provokator, dimana suatu masalah yang sebenarnya sudah reda terus diperdebatkan dan disiarkan berulang-ulang sehingga situasi semakin memanas. Tunjuk kekurangan-kekurangan pemerintah tetapi tunjukkan pula kelebihan-kelebihan yang dicapainya sehingga di masyarakat tumbuh optimisme dan tahu bahwa pemerintah ini juga punya prestasi dan kemajuan-kemajuan disamping ada kelemahan-kelemahannya. Jangan sampai timbul kesan bahwa pemerintahan gagal total sehingga masyarakat menjadi pesimis, kecuali kalau memang pemerintah yang berkuasa memang benar- benar tidak mampu. Karena kalau tihak dikritisi  pemerintah kita bisa seenaknya sendiri dan tidak berubah.
Ingat pula ketika AS Hikam, Fuad Bawazir, Rizal Ramli, Mahfud MD dan lainnya yang begitu bebas bicara ketika jadi pengamat juga tidak bisa berbuat banyak ketika menjadi menteri. Walaupun belakangan nama Mahfud MD bersinar ketika menjadi ketua MK . Artinya bahwa kita harus menyadari  “berkomentar itu mudah tetapi berbuat itu susah “. Jadi berimbanglah dalam berkomentar. Mari kita berkomentar yang sejuk yang menentramkan masyarakat walaupun harus tetap kritis dan mari kita bangun optimisme bangsa.

3.      KEPALA DAERAH DAN WAKIL RAKYAT YANG KORUP
Sesungguhnya rakyat kita secara umum masih percaya dan taat kepada pemerintah. Sekalipun sekarang bersamaan dengan meningkatnya tingkat pendidikan, rakyat kita semakin kritis dan berani mengkritik pemerintah. Mereka juga masih mau membantu para politikus menuruti nafsu kekuasaanya. Ini terbukti dengan masih mau berpartisipasinya mereka dalam berbagai pemilu yang seabreg jumlahnya, baik Pemilu Legislatif, Pilpres, Pilkada Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Tetapi saya khawatir kedepan mereka tidak akan melakukan ketaatan seperti itu lagi karena muak dengan para pemimpinnya yang telah dipilih sebelumnya. Mereka telah memilihnya dalam setiap pemilu, tetapi ujung-ujungnya teganya mereka mengemplang uang rakyat yang telah mempercayainya dengan melakukan korupsi yang jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Menurut Mendagri ada sekitar 155 kepala daerah dan mantan kepala daerah yang terlibat korupsi dan 17 diantaranya adalah gubernur dan mantan gubernur.. Dan kita yakin bila di telusuri dengan sungguh-sungguh jumlahnya bisa jauh lebih besar dari itu kalau tidak terjadi kongkalingkong dengan penegak hukum sehingga kasusnya bisa ditutupi.  
Sementara di lembaga legislatif baik di pusat maupun di daerah , baik yang masih aktif maupun yang sudah mantan juga ribuan yang tersangkut kasus korupsi. Dan yang sangat tidak adil mereka dengan mudah lolos dari jerat hukum atau hanya dihukum ringan itupun masih mendapat berbagai diskon hingga akhirnya segera bebas. Belum fasilitas yang istimewa yang bisa dinikmati di penjara termasuk keluar masuk tahanan dengan leluasa.
Gaya hidup merekapun sungguh sangat menyakiti masyarakat kita yang sebagian masih hidup dalam keprihatinan. Rumah mewah, mobil bagus-bagus kadang lebih dari satu, berbagai fasilitas mewah nampak mencolok termasuk kebiasaan melancong ke luar negeri dengan biaya dari APBD maupun APBN dengan alasan studi banding. Belum tingkah mereka yang suka ribut disidang, kalau tidak ribut ya tidur atau mangkir. Habis itu masih menuntut fasilitas yang lain lagi seperti gedung mewah, renovasi rumah dinas, rumah aspirasi, uang pulsa, kenaikan gaji dan sebagainya. Sementara UU yang berhasil di selesaikan sangat sedikit.
Dengan polah tingkah seperti ini masihkah kita harus taat dan percaya kepada mereka? Mereka mengatakan ini era reformasi, padahal salah satu amanat reformasi adalah pemberantasan KKN. Tetapi kok KKN malah makin merajalela? Jangan- jangan mereka memang bukan reformis sejati, hanya karena di jaman Pak Harto mereka nggak punya kesempatan saja dan ketika mendapat kesempatan mereka langsung main sikat. Jadi buat apa pula ada reformasi bila keadaanya makin buruk; kepala daerah dan wakil rakyat kita disamping  sebagian kurang bermutu masih koruptif lagi?

4.      PEMEKARAN, OTONOMI DAERAH DAN PEMILUKADA
Setelah Reformasi ini kita mengalami uforia yang luar biasa, termasuk di dalamnya adalah soal pemekaran wilayah. Paska tumbangnya Orde Baru kita telah membentuk 205 daerah baru, baik itu Provinsi, Kabupaten maupun Kota, luar biasa. Dari satu segi barangkali itu bagus untuk perkembangan wilayah dan pemerataan pembangunan, tetapi dari segi yang lain, anggaran pemerintah yang seharusnya untuk pembangunan akan tersedot untuk gaji pegawai yang diangkat di daerah-daerah baru tersebut. Dan sedihnya lagi, berdasarkan penilaian dari Depdagri pada Mei 2011 ini mayoritas daerah baru nilainya rata-rata masih rendah bahkan ada yang dibawah standar dilihat dari  4 kriteria utama yaitu ; Peningkatan Kesejahteraan, Pelayanan Publik, Good Governance dan Daya Saing Daerah. Memang ada kemungkinan daerah yang gagal bisa digabungkan lagi ke daerah asal, tetapi apakah tidak akan menimbulkan polemik baru? Dan bukankah untuk daerah yang sangat luas seperti Papua memang sudah seharusnya dimekarkan?
Otonomi daerah yang kita impikan sebagai model yang ideal untuk percepatan pembangunan di daerah hasilnya juga masih menyedihkan, karena justru menimbulkan kekuasaan kepala daerah yang berlebihan. Kepala Daerah   bagaikan raja-raja kecil yang sulit dikendalikan dan seolah-olah bisa seenaknya sendiri mengatur wilayahnya. Bahkan seorang Gubernur sering kesulitan sekedar untuk mengumpulkan Bupati/ Walikota, tidak jarang timbul hubungan yang tidak harmonis diantara mereka, apalagi mereka berasal dari partai yang berbeda-beda. Pemerintah Pusatpun kesulitan untuk koordinasi ke daerah bahkan untuk sekedar meminta data. Bila ini dibiarkan maka akan menjadi benih-benih disintegrasi bangsa.
Terkait Otonomi Daerah, Pemilukada juga menambah hiruk-pikuk perpolitikan nasional. Terutama terkait biaya pemilu yang sangat mahal yang dianggarkan oleh daerah yang seharusnya bisa digunakan untuk biaya pembangunan. Belum kalau ada yang tidak menerima kekalahan, timbul kerusuhan dan pemilu harus diulang, hal ini  akan makin menyedot anggaran daerah. Dan para calon juga akan mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk biaya kampanye khususnya yang bukan rahasia lagi adalah biaya untuk “membeli” suara dalam berbagai bentuknya. Bahkan ia akan mengeluarkan biaya yang tidak akan tergantikan oleh pendapatannya selama berkuasa apabila ia terpilih, terus bagaimana ia akan mengembalikan modal yang sudah dikeluarkannya tersebut? Inilah yang mungkin menjadi penyebab utama timbulnya korupsi yang dilakukan oleh para kepala daerah di Indonesia. Oleh karena itu kedepan masalah pemekaran harus diperhitungkan betul, masalah otonomi daerah dan pemilukada juga harus ditata ulang agar lebih efektif dan efisien sehingga pelaksanaanya akan semakin baik dan daerah juga semakin maju.

5.      PERLAKUAN TERHADAP MANTAN PRESIDEN
Belajar dari kasus Pak Harto. Sejak lengser sampai setelah wafatnya beliau tahun 2008 lalu, timbul pro dan kontra dan hujatan yang luar biasa terhadap beliau termasuk masalah penyelesaian hukum dan pemberian gelar pahlawan untuknya. Disini saya hanya ingin mengajak kita semua untuk merenung dan meninjau kembali akan perlakuan kita terhadap mantan Presiden dan Presiden yang berkuasa. Saya prihatin bahwa kita selama ini telah berkembang menjadi bangsa yang tidak menghargai para pemimpin dan anak bangsanya sendiri. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya ?
Buktinya adalah Presiden Sukarno yang telah berjuang merebut dan memproklamasikan kemerdekaan RI serta merintis pemerintahan RI kita perlakukan sedemikian rupa di akhir hayatnya padahal jasanya luar biasa dan beliau merupakan tokoh kaliber internasional yang dikagumi oleh masyarakat internasional tetapi akhirnya dihinakan oleh bangsanya sendiri. Kemudian Pak Harto kurang apa lagi jasanya selama 32 tahun. Ekonomi maju, keamanan stabil, pangan mantap, olah raga maju, infrastruktur baik, pendidikan terjangkau, sandang murah dan kita dihargai oleh dunia internasional. Tetapi akhirnya seolah tidak pernah berbuat kebaikan dan kita campakkan beliau sedemikian rupa.
Habiebie, seorang anak bangsa yang merupakan ikon generasi intelek yang sedemikian dihargai di dunia internasional di bidang IPTEK terutama di Jerman tetapi kita campakkan pula seolah tidak ada harganya di negerinya sendiri. Dan kini kita baru menyadari bahwa ternyata tidak mudah mencari orang-orang sekaliber mereka dan kita baru tersadar bahwa telah banyak yang mereka lakukan untuk bangsa ini setelah kita kelelahan berganti-ganti presiden yang ternyata belum bisa mengatasi masalah bangsa.
Karena itu mulai sekarang hentikan dendam dan hujatan pada pemimpin-pemimpin kita dan kita berbesar hati memaafkan kekurangan-kekurangannya karena jasanya yang besar. Termasuk kepada Presiden yang berkuasa saat ini yang terpilih secara langsung, mari dukung dan hargai. Jangan sedikit-sedikit suruh mundur apalagi bila dibarengi dengan kerusuhan yang banyak membawa kerusakan seperti tahun 1998 lalu, hanya karena  menuruti emosi kita bersorak ketika Pak Harto turun dan setelah itu kebingungan sampai sekarang dan baru tersadar bahwa jaman Pak Harto “dalam beberapa hal lebih baik” dari sekarang.
Nah biarkan SBY pada periode kedua kekuasaannya ini menjalankan pemerintahannya sampai pada kemajuan tertentu sampai 2014. Ia terpilih lagi untuk kedua kalinya berarti rakyat merasakan ada prestasi pada periode pertamanya dahulu. Apabila tidak ada kemajuan, tentu rakyat akan menghukumnya dengan tidak memilihnya kembali pada Pemilu 2009 yang lalu. Selanjutnya Presiden berikutnya akan membangun sampai pada kemajuan tertentu dan seterusnya tetapi pergantiannya dengan damai lewat pemilu. Kalau mereka belum mampu mengatasi semua masalah, kita maklum karena masalah kita beratnya luar biasa dan kita tidak punya Superman yang mampu mengatasi masalah tersebut dalam waktu singkat.

6.      ETIKA KOMUNIKASI ELIT POLITIK
 Belakangan ini, setelah reformasi, karena tidak ada yang ditakuti dan pemerintah tidak represif lagi maka orang bebas bicara apa saja dan mengkritik siapa saja. Dan ini terjadi secara terbuka di forum-forum dan berbagai acara seperti di DPR, acara televisi dan forum lainnya dimana para pengamat serta tokoh-tokoh nasional yang saling mencaci dan menghujat bahkan berkelahi seperti politikus di DPR yang disiarkan oleh televisi yang dilihat langsung oleh rakyat dan bahkan dunia luar.
Sungguh kami tidak bangga dengan pertunjukan seperti itu bahkan kadang muak dan benci. Dan masyarakat kita yang rasional sebenarnya cenderung dan lebih simpati pada tokoh dan juga partai yang santun daripada yang kasar dan urakan. Contohnya adalah sempat berkibarnya dan bertahannya suara PKS yang dimotori oleh tokoh –tokoh muda yang intelek dan ‘kalem’, walaupun sayangnya belakangan citranya menurun akibat beberapa kasus yang membelitnya. Juga melesatnya suara partai Demokrat yang dikomandani oleh SBY yang dikenal santun, tidak banyak omong dan dahulu termasuk menteri yang menonjol kinerjanya hingga akhirnya rakyat memilihnya jadi presiden 2 periode.
Lihat pula beberapa tokoh tertentu yang dikenal vokal dan berhaluan keras ketika mendirikan partai, partainya tidak laku atau ketika mencalonkan diri untuk merebut jabatan tertentu suaranya kecil. Jadi wahai para tokoh hentikan debat kusir dan ekspresi kasar yang tidak simpatik sehingga disaat situasi sulit seperti ini kami tetap tenang. Toh kalau anda tampil ‘kasar’ seperti itu keadaan tidak akan berbalik seketika bahkan bisa lebih buruk bila hal itu memprovokasi masa untuk berbuat anarkis.. Apalagi bagi yang mengincar kursi dan jabatan publik, tampillah dengan santun dan simpatik kalau anda ingin terpilih karena kita adalah bangsa yang beradab.

Demikianlah beberapa catatan dan komentar yang ingin saya sampaikan, semoga kita semakin arif dalam bertindak, semakin dewasa dalam berpolitik sehingga reformasi yang kita lakukan ini masih ada harapan untuk meraih kemajuan bangsa dan semoga kita tetap bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. ***

PERPANJANGAN MASA JABATAN PRESIDEN : PENGKHIANATAN TERHADAP REFORMASI
Oleh : Endarto, S.Pd (Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Banten)


Mengikuti perkembangan situasi politik terakhir yaitu polemik tentang perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode yang dilontarkan politisi sekaligus juru bicara partai demokrat Ruhut Sitompul kita teringatkan kembali tentang salah satu tuntutan reformasi yaitu pembatasan masa jabatan presiden agar lembaga ini tidak menjadi super power dan otoriter. Ucapannya tersebut langsung memicu pro dan kontra dalam masyarakat, baik itu yang dilontarkan oleh para politikus, tokoh nasional maupun masyarakat umum.

Kita terhenyak dengan pernyataan tersebut, hari gini masih ada yang mimpi disiang bolong. Padahal hal pertama yang diamandemen dalam UUD 1945 adalah pembatasan masa jabatan presiden pada pasal 7 yang semula berbunyi “ Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.” diubah menjadi “ Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.”

Pembatasan ini perlu ditegaskan karena berdasarkan pengalaman sejarah, kelemahan kita terutama orang Jawa selalu “pekewuh” untuk mengatakan “tidak” pada pemimpin kita apalagi yang sudah kita anggap setengah dewa atau ratu adil, padahal kepemimpinannya sudah tidak efektif lagi dan mulai terlihat kebobrokan disana-sini, akibatnya dua presiden pertama kita memiliki kekuasaan yang tak terbatas. Bahkan Bung Karno telah diangkat menjadi presiden seumur hidup dan Pak Harto walaupun tidak secara resmi diangkat menjadi presiden seumur hidup pada kenyataannya bahkan berkuasa lebih lama dari Bung Karno yaitu 32 tahun karena selalu terpilih kembali. Hal ini telah menyebabkan otoriterisme kekuasaan yang pada gilirannya membawa bangsa ini ke krisis multidimensi karena banyak terjadi pelanggaran HAM yang massif serta Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Pernyataan ini seolah menggali kembali bangkai yang telah kita kubur dalam-dalam lebih dari satu dasa warsa yang lalu. Kita juga merasa seolah-olah ia telah muncul menjadi Gus Dur baru yang setiap perkataannya sering menimbulkan kontroversi, dan masing-masing kita sibuk mencoba menterjemahkan apa maksud dari perkataanya tersebut. “Apakah Si Poltak ini serius atau sedang bercanda?”, “Apakah ini muncul dari dirinya sendiri atau ada pembisiknya?”,” Apakah ini murni ‘keluguannya’ atau sedang disuruh ‘testing the water?” dan seterusnya. Ada beberapa analisis yang bisa kita kemukakan disini ;

Pertama, Bisa saja ini hanya keisengan Ruhut semata. Kita tahu siapa “ Si Raja Minyak dari Medan” ini. Dia adalah seorang pengacara, artis sinetron dan belakangan jadi politikus. Semula ia politikus partai Golkar yang “kurang mendapatkan peran” kemudian pindah ke Demokrat ‘si bayi ajaib’ yang mendadak besar, mungkin karena kekurangan tokoh ia menjelma jadi tokoh penting didalamnya. Dalam berbagai kesempatan ia selalu tampil lucu, ceplas-ceplos bahkan terkesan urakan dan kadang kurang etis. Lihat saja bagaimana polah tingkahnya dalam setiap rapat Pansus Century termasuk debat kusirnya yang “overdosis” dengan Gayus Lumbuun dari PDIP. Dari sini kita bisa menduga bahwa dia asal ngomong saja. Bisa juga dia sedang emosional terkait pembelaannya atas pidato SBY di depan DPR yang menurutnya sangat bagus tetapi seolah semua orang menilai jelek, sampai ia ingin menegaskan bahwa hanyalah SBY yang paling pantas jadi presiden paska Pak Harto, buktinya Habibie hanya 1 tahun, Gus Dur 2 tahun dan Megawati 3 tahun. Bahkan kini SBY terpilih kembali untuk kedua kalinya dengan kemenangan 1 putaran dengan suara lebih dari 60 %. Jadi menurutnya SBY pantas diberi kesempatan lagi apalagi masih terlihat muda dan enerjik.

Kedua, Bisa juga ia menyuarakan isi hati segelintir orang disekitar SBY yang merasa diuntungkan dan mendapat posisi penting pada masa kepemimpinan SBY ini sehingga kalau SBY turun ‘periuknya”pun terancam. Mereka khawatir tokoh Demokrat paska SBY tidak bisa sekuat SBY akibatnya nasib mereka menjadi tidak jelas. Kita jadi teringat jaman Pak Harto menjelang SU MPR tahun 1998 dimana Pak Harto minta Golkar menanyakan kepada rakyat Indonesia apakah masih menghendaki dirinya dan dijawab tegas dan mantap oleh Harmoko bahwa seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke masih menghendaki beliau, padahal kita tahu saat itu Pak Harto sudah sepuh dan suara-suara yang menghendaki beliau lengser semakin nyaring terdengar. Dalam hal ini orang-orang tersebut ‘meng-Harmokokan’ Ruhut yang selama ini ‘nggak pernah takut bicara’ untuk melempar isu tersebut siapa tahu banyak yang mendukung.

Ketiga, Ada juga yang menduga ini tugas khusus dari SBY  untuk ‘Testing the Water’ untuk meraba-raba atau mengetahui reaksi masyarakat, siapa tahu reaksinya positif. Tetapi masak iya sih SBY yang pada reformasi 2008 yang masuk Fraksi ABRI dan dikenal tokoh reformis dari ABRI ingin melabrak sendiri apa yang ikut ia suarakan belasan tahun yang lalu? Apalagi ia telah membuktikan komitmennya dengan rela menjadi korban reformasi ABRI yang ia gawangi sendiri dimana salah satunya tentara tidak boleh merangkap jabatan di pemerintahan. Saat itu ia yang berpangkat Letnan Jenderal dan nyaris menjadi KSAD tiba-tiba ditunjuk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi oleh Gus Dur, padahal ia ingin mengabdi secara paripurna di ketentaraan. Dan ini menurutnya merupakan keputusan terberat dalam hidupnya, sampai-sampai istrinya menangis. Tetapi walau berat sebagai wujud komitmennya atas Reformasi ABRI ia rela tidak merangkap jabatan dengan meningggalkan dinas militer yang sangat dicintainya.

Selain itu menurut mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden yang juga advokat senior Adnan Buyung Nasution, sepanjang yang ia tahu SBY tidak memiliki sifat yang ‘kemaruk’ terhadap kekuasaan. Dalam kasus yang lain ketika santer terdengar suara yang mengatakan bahwa istrinya, Ani Yudhoyono, bisa menjadi salah satu calon Presiden 2014, secara tegas dikatakannya bahwa dia tidak akan menciptakan dinasti keluarga dan Ani Yudhoyono sudah cukup bangga mendampingi suami mengabdi sebagai ibu negara dan tidak bermaksud mencalonkan diri tahun 2014. Pada peringatan Hari Konstitusi di MPR  ia mengatakan adalah tidak etis bila serah terima jabatan publik dilakukan antara orang –orang satu keluarga misalnya dari ayah kepada istri atau anak.

Pada Hari Konstitusi pula  terkait isu ini secara tegas ia menjawab bahwa ia tidak setuju dengan usulan amandemen UUD 1945 yang menghendaki masa jabatan presiden maksimal bisa 3 periode. Dikatakannya bahwa ia yang tahun 1998 merupakan ketua fraksi ABRI termasuk yang ikut menyuarakan tentang pentingnya pembatasan masa jabatan presiden cukup 2 periode saja. Menurutnya ini adalah pilihan terbaik dan paling ideal karena semakin lama seseorang berkuasa akan menimbulkan banyak permasalahan. "Jadi apakah mungkin masa jabatan yang telah tepat, diubah? Maka semua sependapat untuk menolak dan menentang pikiran itu," ujar SBY di depan MPR.

Bantahan lain muncul dari Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum bahwa SBY hanya menghendaki menjabat Presiden 2 periode saja. Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua bahkan meminta agar Ruhut mendapat teguran keras karena pernyataannya telah merugikan Demokrat bahwa seolah-olah itu merupakan hasrat Demokrat padahal hanya pendapat pribadi. Selain itu hal ini juga merugikan citra SBY yang seolah-olah  setelah menikmati kekuasaan 2 periode ia merasa berat untuk melepas jabatan dan ingin mempertahankan kekuasaan. Dan belakangan teguran itupun akhirnya telah disampaikan, bahkan dikatakan SBY marah kepada Ruhut.

Keempat, Bisa juga ini merupakan pengalihan isu. Ini terkait dengan citra pemerintahannya yang banyak menuai kritik belakangan ini, misalnya dugaan keterkaitannya dengan kasus Century, isu pelemahan KPK dalam kasus Bibit-Chandra, kenaikan harga-harga sembako, barter nelayan pencuri ikan Malaysia dengan 3 petugas KKP yang ditawan Malaysia, lambannya pemerintah dalam mengatasi ledakan gas 3 kg disana-sini, kasus Susno Duadji dan rekening gemuk para Jenderal Polisi yang belum juga ditindaklanjuti dan lainnya.

Itulah dugaan-dugaan yang mungkin timbul di masyarakat terkait pernyataan Ruhut. Mungkin masih banyak pendapat lain tentang hal ini. Kita berharap bahwa itu bukan keinginan dan hasrat SBY dan semoga apa yang dikatakannya di Hari Konstitusi benar adanya. Tetapi bagaimana bila SBY sudah “tidak seperti yang dulu lagi” dan ia memang menginginkan hal tersebut? Kata Ketua MK, Mahfud MD, apabila hal ini ditanggapi positif oleh masyarakat bisa-bisa SBY tergoda. Apalagi belakangan saat Peringatan 17 Agustus ke 65 di Istana Negara souvenir yang dibagikan terkesan ‘Cikeas’ banget. Misalnya artikel tentang SBY “Word that Shook the World”, CD  lagu-lagu ciptaannya, buku Ani tentang Batik dan satu lagi wawancara ekslusif sang putra kebanggaan Agus Harimurti Yudhoyono “Sekarang Kita Makin Percaya Diri”. Mungkinkah ia sedang mempromosikan Sang Putra Mahkota? Jawabannya ‘ Let’s Wait and See’.***

NASIB SEORANG PRESIDEN

Oleh : Endarto, S.Pd (Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Banten)


Judul diatas adalah kalimat bernada keluhan yang disampaikan oleh Presiden SBY dihadapan ratusan petani beberapa waktu lalu ketika panen raya di Cianjur dimana pada saat yang sama dia difitnah oleh Zaenal Maarif wakil ketua DPR bahwa dia sudah pernah menikah sebelum masuk AKABRI. Dan mungkin ini merupakan keluhan yang sama dari Presiden-Presiden RI paska Pak Harto.
Melihat situasi akhir-akhir ini kita prihatin melihat perjalanan Republik ini. Bermula dari keinginan untuk melakukan reformasi yang akhirnya terkesan kebablasan dan tanpa arah yang jelas. Kehidupan demokrasi kita diwarnai dengan berbagai gejolak dan pertikaian politik yang tak kunjung berakhir.
Pertama berawal dari penurunan Suharto tahun 1998 yang menelan banyak korban, penolakan pertanggungjawaban Habiebie, pencopotan Gus Dur serta naiknya Megawati sampai hiruk - pikuk Pemilu Presiden secara langsung pertama di Indonesia pada tahun 2004 yang  dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudoyono- Jusuf Kalla serta yang kedua tahun 2009 dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono-Budiono.
Pergantian-pergantian tersebut berlangsung sangat cepat dimana sampai tahun 2004  hanya dalam tujuh tahun kita sudah berganti presiden lima kali, luar biasa. Sedangkan pada rentang waktu yang sama Gubernur DKI hanya dipimpin oleh orang yang sama yaitu Sutiyoso. Bandingkan pula dengan masa kekuasaan 2 presiden pertama Indonesia yaitu Bung Karno dan Pak Harto yang masing-masing berkuasa selama 22 tahun dan 32 tahun.
Kita tahu yang menjadi Presiden pada waktu itu merupakan orang-orang pilihan yang dimiliki oleh Republik ini. Akan tetapi setelah menjadi Presiden mereka seolah-olah seperti tak ada artinya. Ini dapat kita lihat dengan adanya berbagai serangan dan kritik dari berbagai pihak yang intinya mereka tidak percaya kepada Presiden dan  menuntutnya agar mundur.

Bung Karno
BK  adalah tokoh perjuangan yang bersama Bung Hatta  beserta tokoh pejuang lainnya bahu-membahu dengan berbagai cara untuk merebut kemerdekaan. Beliau diasingkan dari satu tempat ke tempat lainya bahkan juga sempat dipenjara oleh Belanda demi kemerdekaan kita. Beliau bersama Moh Hatta memprokalamasikan kemerdekaan RI, yang selanjutnya diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Dengan segala keterbatasan beliau merintis negara dan pemerintahan RI. Walaupun pemerintah belum stabil dan pembangunan belum berjalan, tetapi paling tidak beliau sudah meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di dunia Internasional orator ulung ini juga sangat dikenal diantaranya sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok dan juga penyelenggara Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955. Beliau juga dikenal luas dalam pergaulan internasional. Tetapi akibat G 30/S PKI Tahun 1965, tokoh yang pernah kita angkat sebagai presiden seumur hidup ini mundur dalam kesedihan dan penderitaan, seolah tidak pernah berjasa buat negeri ini. Beliau diasingkan di Wisma Yaso, terpisah dari keluarga, sahabat dan rakyat yang sangat dicintainya hingga meninggal tahun 1970.

Pak Harto
Kurang apa juga beliau ini. Beliau ada ketika negeri ini membutuhkan. Ketika dunia internasional masih meragukan kedaulatan dan kemerdekaan kita, beliau tujukkan dengan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 di Yogyakarta sehingga kedaulatan kita akhirya diakui oleh Belanda. Ketika keutuhan NKRI belum sempurna, beliau pimpin Komando Mandala sehingga Papua kembali ke pangkuan NKRI tahun 1963. Ketika Republik ini dalam bahaya akibat terbunuhnya para petinggi militer kita oleh PKI, beliau turun untuk mengatasi situasi dan PKI bisa enyah dari bumi Indonesia. Dan ketika Orde Lama meninggalkan negeri ini dalam keadaan bobrok beliau benahi dengan menyusun GBHN dan Repelita dari Pelita I sampai VII.
Investasi asing dibuka, Pembangunan di titik beratkan pada tiga hal yaitu Stabilitas Nasional, Pertumbuhan dan Pemerataan. Beliau paham mayoritas rakyat adalah petani, maka pembangunan pertanian diutamakan. Dibuat bendungan dan irigasi diberbagai daerah, dibuat pabrik-pabrik pupuk, diangkat para penyuluh pertanian  hingga akhirnya kita Swasembada Beras Tahun 1984 dan mendapat penghargaan PBB.
Berbagai industri juga dibangun, infrastruktur jalan, jembatan, sekolah, RS, puskesmas termasuk Masjid Pancasila dibangun di seluruh Indonesia. Jumlah penduduk dikendalikan dengan KB yang juga mendapat penghargaan PBB. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8% dan puncaknya tahun 1995 mencapai 8,1 % sampai kita disebut Macan Asia. Kehidupan bernegara terasa aman dan stabil termasuk kondisi politik dan sosial budaya. Walaupun memang beliau dianggap otoriter dan banyak melanggar HAM dalam memerintah, tetapi di jaman Pak Harto inilah kita baru bisa melaksanakan pembangunan, sehingga beliau mendapat gelar Bapak Pembangunan.
Sayang, semua berakhir dengan tragis. Tahun 1998 ketika beliau baru di Mesir, Jakarta rusuh. Demonstrasi merebak, banyak korban berjatuhan. Entah siapa yang bersalah dalam peristiwa ini. Yang jelas kemudian Pak Harto dihujat habis-habisan seolah tidak pernah berjasa terhadap Indonesia hingga akhirnya terjungkal dari tampuk kekuasaan. Yah, sekali lagi Presiden kita turun dengan tidak terhormat.

Habibie, Gus Dur dan Megawati
Tiga Presiden ini bisa kita sebut Presiden Transisi. Habiebie adalah teknokrat kebanggaan kita, ikon intelektual yang kita kagumi bahkan oleh dunia internasional. Tetapi saat berkuasa demo dan hujatan tiada henti tertuju padanya. Padahal beliaulah termasuk yang “menyelamatkan” negeri ini di saat transisi dari Orde Baru ke Orde Reformasi sehingga bisa kita lewati dengan selamat tidak seperti Uni Sovyet yang pecah berantakan. Akhirnya iapun harus turun dengan sedih ketika pertanggungjawabannya ditolak diiringi pidato hujatan dari fraksi-fraksi di MPR. Ya ,beliau memang punya kesalahan terkait Timor Timur, tetapi jasanya pun seharusnya tidak kita lupakan.
Gus Dur. Tokoh ini memang kontroversial. Seharusnya bukan beliau yang berhak jadi Presiden. Tetapi karena situasi yang sulit saat itu dimana pendukung Habiebie dan Mega saling berhadapan, banyak tokoh yang meragukan bila Mbak Mega jadi Presiden karena kurang pengalaman dan partai-partai Islam yang kurang setuju wanita jadi Presiden, maka Poros Tengah memunculkan Gus Dur sebagai alternatif. Sekalipun dilihat dari segi kesehatan saat itu sebenarnya tidak memungkinkan, tetapi tetap juga ia didorong untuk jadi Capres.  Paling tidak untuk sementara waktu tokoh ini sudah menyelamatkan situasi. Tetapi tak lama kemudian, oleh Poros Tengah juga, akibat Bulog Gate, tokoh Pluralisme inipun harus turun di tengah jalan.”Kau yang memulai, kau pula yang mengakhiri.
Demikian juga dengan Megawati, bersama PDIP sebagai pemenang Pemilu 1999 seharusnya beliau yang menjadi Presiden. Tetapi karena takdir Presiden memang sudah menjadi garis tangannya, maka Gus Durpun turun dan iapun naik jadi Presiden. Untuk kali ini tidak banyak yag menolaknya, termasuk poros tengah. Dalam masa pemerintahannyapun tidak sepi dari demo. Apalagi beliau dianggap banyak diam dalam menghadapi berbagai persoalan. Beliau turun tanpa gejolak, walaupun harus kecewa 2 kali karena kalah dalam Pilpres 2004 dan 2009 dari SBY.

SBY
Sejak dari Akademi Militer di Magelang ia sudah berprestasi. Selanjutnya bintangnya pun terus bersinar terutama setelah menjadi Danrem Pamungkas di Jogja, Komandan Military Observer PBB di Bosnia, Pangdam Brawijaya, Assospol Kassospol ABRI, Aster TNI, anggota Fraksi ABRI di era reformasi. Di era Gus Dur ia diangkat menjadi Mentamben, kemudian menggantikan Wiranto sebagai Menkopolkam, dan ia mundur sebelum Gus Dur turun karena tidak mau mengemban Dekrit yang dianggapnya menyalahi Konsitusi.
Di Jaman Megawati ia tetap di posisi yang sama hingga akhirnya karena perannya dibatasi oleh Megawati jelang Pilpres 2004 maka ia mundur dari kabinet hingga menang Pilpres bersama JK pada tahun itu. Dan kemenanganya di ulangi kembali ketika berpasangan dengan Budiono pada Pilpres 2009.
Di era pemerintahannyapun sebenarnya banyak pula yang diperbuat, seperti mengatasi Tsunami dan rehabilitasi Aceh-Nias dan Gempa DIY, Perdamaian Aceh,  Pengangkatan pegawai dan guru honorer serta Sekdes jadi PNS, Sertifikasi Guru, melunasi IMF, Kereta Rel Ganda, jembatan Suramadu dan Tol Cipularang, Program Gas, anggaran pendidikan 20%, Pemberantasan terorisme, hingga tahun 2011 ini APBN melonjak menjadi Rp.1.250 triliun serta devisa negara sekitar US $115 miliar.
Ia dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia “ Star Asia 25” oleh Business Week dan masuk 100 tokoh berpengaruh dunia versi majalah Time, belakangan oleh PBB kita juga mendapat penghargaan sebagai negara tanggap bencana. Tetapi hujatan dari sana sinipun tidak lepas darinya bahkan juga digoyang oleh partai-partai anggota koalisi dan oposisi, sampai ada yang bilang ia lembek dan tidak tegas. Terlebih kasus-kasus belakangan yang mengganggu pemerintahannya seperti Century, Bibit-Chandra, Antasari, Gayus sampai ke Nazarudin. Dunia internasional mengakui kepiawaiannya tetapi di dalam negeri banyak yang mencercanya dan memintanya mundur.
Terus tokoh seperti apakah yang kita inginkan untuk memimpin negeri ini, karena dari tokoh sekaliber Soekarno sampai SBY seolah tak lepas dari segala macam kritikan dan cemoohan yang menunjukkan ketidakpuasan.
Kalau tokoh-tokoh seperti itu, Presiden demi Presiden yang kita miliki kita anggap tidak mampu dan kita tolak terus, apakah ada tokoh maha sempurna dan tanpa cacat yang paling pantas menjadi Presiden RI ? Sepertinya tidak ada dan tidak akan pernah ada karena setiap pemimpin atau tokoh disamping punya kelebihan mereka juga memiliki kekurangan-kekurangan. Atau barangkali karena semua tokoh dari manusia kita tolak, mungkin Indonesia ini paling cocok dipimpin oleh seorang Dewa atau Malaikat ?
Tapi takutnya yang dikirim oleh Yang Maha Kuasa  ke bumi Indonesia ini bukannya malaikat rahmat tetapi justru “ malaikat pencabut nyawa.” Karena Tuhan YME sudah murka melihat bangsa Indonesia yang nggak pernah mau rukun dan tidak pernah puas serta tidak percaya kepada pemimpinnya yang notabene adalah pilihan kita sendiri. Kalau sampai ini terjadi …wah… habislah kita.
Itulah yang perlu kita renungkan  bahwa kita tidak akan pernah punya tokoh Superman yang tanpa cacat dan maha sakti untuk memimpin negeri ini serta mampu mengubah keadaan dalam waktu singkat
Karena itu marilah kita segera insyaf, berusaha sabar dan menerima dengan ikhlas pemimpin yang kita pilih sendiri ini, kita dukung, kita bantu dan kita beri kesempatan untuk bekerja walaupun siapapun dia tidak bisa berbuat luar biasa dalam waktu sekejab apalagi hanya satu periode. Hal ini mengingat masalah peninggalan Orde Baru dan masa pergolakan Reformasi sangatlah banyak dan luar biasa beratnya.
Anggaplah dalam masa jabatannya itu ia akan berbuat untuk kemajuan bangsa ini sampai pada level tertentu, kemudian Presiden selanjutnya akan melanjutkannya sampai pada level yang lebih tinggi dan seterusnya. Dan mereka akan berhasil apabila seluruh rakyat sesuai dengan posisi dan kedudukannya masing - masing berbuat yang terbaik untuk bangsa, karena tidak mungkin mereka bekerja sendiri untuk memajukan bangsa.
Marilah coba kita analisis apa hal-hal positif yang telah dilakukan oleh Presiden-presiden kita dan apa pula hal-hal negatif yang telah dilakukannya. Hal-hal positifnya tentu harus kita apresiasi dan yang negatif perlu menjadi catatan agar tidak terulang kembali. Dengan demikian kita telah meletakkan para mantan pemimpin kita pada tempat yang terhormat, bukan terus mengutuknya sampai dia tiada, karena besar atau kecil dia telah berjasa buat negeri ini.
Termasuk disini adalah SBY-Budiono yang pada saat ini sedang berkuasa. Marilah kita nilai secara jujur, obyektif dan adil menilai apakah yang telah mereka lakukan.  Dan kita bandingkan dengan masa presiden-presiden sebelumya, adakah perbaikan di sana-sini atau hanya membawa kemunduran saja.
Kalau ada kemajuan-kemajuan marilah kita akui dan terus kita dukung dan kalau ada kekurangan mari kita ingatkan dan sama-sama perbaiki. Tidak perlu kita maki-maki dan tuntut mundur saat ini, toh tidak ada jaminan pemimpin yang menggantikan lebih sakti dan lebih baik dari yang sekarang. Penurunan Presiden ditengah jalan perlu bila ia memang benar-benar tidak mampu atau melakukan sesuatu yang fatal. Dan pada pemilu nanti mereka akan dinilai oleh rakyat yang memilihnya. Kalau dia berhasil maka dia akan kembali terpilih dan kalau dia gagal maka rakyat akan menghukumnya dengan tidak memilihnya kembali, kecuali SBY yang tidak bisa maju lagi di 2014. Dengan demikian pergantian kepemimpin nasional tidak melalui gejolak yang lebih banyak membawa kerugian dan membawa bangsa ini semakin mundur ke belakang, akan tetapi melalui cara yang damai dan aman.
Sebab, apakah kalau seorang Presiden kita turunkan di tengah jalan ada jaminan penggantinya akan lebih baik? Contoh, misalkan SBY sekarang kita jatuhkan, siapakah calon pengganti yang lebih baik. Misalnya katakanlah Prabowo Subianto. Apakah secara otomatis ia akan bisa dilantik jadi Presiden begitu SBY turun? Tentu tidak, semua harus melalui mekanisme Pemilu. Apakah Gerindra akan mendapat suara yang besar? Bila tidak adakah partai lain yang akan mendukungnya? Kalau tidak, maka ia tidak bisa mencalonkan diri kalau suaranya tidak cukup. Kalaupun ada partai lain yang mendukung dan bisa mencalonkan diri belum tentu ia akan menang dalam Pemilu Presiden secara langsung oleh rakyat.
 Bagaimana bila kemudian pemenang Pilpres bukan Prabowo, tokoh yang kita anggap lebih baik dari SBY? Bagaimana bila yang jadi orang lain yang belum jelas track recordnya tetapi beruntung terpilih dalam Pilpres. Maka keadaan bukan menjadi makin baik, tetapi bisa jauh lebih buruk. Dan bisa ditebak, kita kecewa dan berusaha menurunkannya lagi, lagi dan lagi hingga kita tidak pernah membangun karena ribut dengan pergantian-pergantian Presiden.
Oleh karena itu, menurut hemat saya, kalau ada Presiden yang bagus, atau paling tidak “mendingan” maka janganlah kita “kuliti’ demi nafsu kekuasaan dan ketidaksabaran sebagian dari kita, kita cari kesalahan-kesalahannya untuk kemudian kita tumbangkan. Takutnya, Presiden pengganti yang terpilih melalui mekanisme yang ada malah tidak lebih baik. Belajarlah dari kejatuhan Pak Harto, waktu itu kita bersorak gembira saat beliau mengundurkan diri tetapi setelah kelelahan berganti-ganti Presiden akhirnya kita bergumam “Ternyata Pak Harto lebih baik dari Presiden-Presiden Masa Reformasi” Uuuu......terlambat, kenapa dulu diturunin????????(Dari berbagai sumber)

MENYIASATI KEBOSANAN DALAM PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Oleh : Endarto,S.Pd(Widyaiswara badan Diklat Provinsi Banten)

Pembelajaran orang dewasa atau andragogi berbeda dengan pembelajaran anak-anak atau pedagogi. Karena usianya yang berbeda maka pendekatannya pun harus berbeda Karena faktor usia apalagi sudah banyak persoalan dan tanggungan dalam hidupnya maka tidak mudah membangkitkan konsentrasi dan semangat belajarnya. Untuk itu perlu strategi khusus dan variasi dalam mengajar sehingga mereka tidak ngantuk dan antusias dalam mengikuti pelajaran.
Setiap pengajar memiliki cara yang berbeda dalam menarik simpati peserta dan membangkitkan semangat belajarnya lagi. Bila kita tidak memiliki startegi khusus maka bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Ada peserta yang ngantuk, ngobrol dengan temannya, coret-coret buku, sibuk main handphone, ramai dan sebagainya.
Ada beberapa penyebab yang menjadikan peserta tidak konsentrasi, diantaranya adalah :
1.      Peserta yang lelah karena padatnya aktifitas diklat
2.      Peserta yang mengantuk karena kurang istirahat dan tidur
3.      Peserta lapar atau bahkan kekenyangan karena habis makan
4.      Materi yang kurang mengena sasaran
5.      Peserta belum saling kenal sehingga suasana belum hidup
6.      Sifat pertemuan yang terlalu formal sehingga menegangkan
7.      Widyaiswara kurang menarik/atraktif dan komunikatif
Bila hal ini tidak diantisipasi maka materi tidak akan dipahami oleh peserta, peserta bisa antipati terhadap pengajar serta tidak mau menuruti instruksi widyaiswara sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.
            Oleh karena itu selain pengajar, pihak penyelenggara juga harus mengantisipasi permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Pertama,  jadwal kegiatan harus diatur dan disiasati sedemikian rupa sehingga peserta tidak kelelahan, peserta diklat tidak langsung menerima materi, ada waktu jeda untuk istirahat dan sosialisasi dengan peserta lain.
Kedua,  setelah pembukaan dahulukan  pelajaran yang ringan dan menyenangkan, misalnya dinamika kelompok, atau bila diklat itu berlangsung lama bisa dilakukan outbound dahulu. Kalau peserta sudah senang dengan situasi diklat, maka ia akan dengan mudah menerima materi-materi berikutnya.
Ketiga, Panitia harus memperhatikan jadwal dan menu makanan. Jangan sampai peserta terlambat makan sehingga mereka kelaparan. Berikan juga waktu jeda setelah makan sehingga peserta ada waktu istirahat. Menu dan  variasi makanan juga penting karena akan mempengaruhi kekuatan dan kesehatan serta kemampuan berfikir  dan konsentrasi peserta.
Keempat, panitia harus membuat suatu acara khusus dimana peserta yang berasal dari berbagai daerah bisa saling mengenal. Dengan saling mengenal diklat akan menjadi hidup dan berlangsung hangat.
Kelima, usahakan acara tidak terlalu formal sehingga peserta merasa tegang, merasa terintimidasi dan tidak nyaman. Tetapi juga bukan berarti peserta bisa seenaknya sendiri. Serius tetapi santai, yang penting tujuan diklat tercapai.
Kelima, bagian ini adalah bagian yang paling penting, hal ini karena widyaiswara adalah orang yang akan mendampingi peserta selama berjam-jam atau bahkan seharian penuh. Widyaiswara harus mampu membawa peserta pada suasana riang dan santai namun tetap serius selama materi diberikan. Adalah hal yang sangat penting untuk membuat peserta merasa santai dan rileks tetapi tetap berkonsentrasi penuh. Suasana santai dan rileks ini dapat mencairkan situasi dan sedikit mengurangi rasa lelah dan penat yang mereka alami.
Nah, dalam rangka menghidupkan suasana tersebut maka ada beberapa hal yang bisa ditempuh oleh widyaiswara ;

1.    Selipkan humor
Humor sangat penting bagi seorang pengajar. Dengan humor suasana akan menjadi segar dan semarak. Anda bisa menyelipkan cerita-cerita lucu terutama berkaitan dengan materi yang anda sampaikan. Selain itu ekspresi, cara bicara dan rasa humor anda yang tinggi (sense of humor) bisa membuat peserta terhipnotis oleh anda sehingga mereka ceria dan antusias dalam mengikuti presentasi anda. Anda bisa mencari kisah-kisah lucu, gambar-gambar lucu atau bahkan anda bisa menjadikan diri anda menjadi pribadi yang humoris sehingga hal ini akan menjadi nilai lebih anda dalam mengajar.


2.    Gunakan slide yang bervareasi
Tampilan slide akan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta. Gunakan slide yang bervareasi dan bisa juga yang meriah. Jangan sampai slide anda terkesan monoton, apalagi hanya hitam putih sehingga peserta bosan dan tidak ada kejutan-kejutan dalam presentasi anda. Apalagi saat ini teknologi pembuatan slide makin canggih dan menarik sehingga akan sangat membantu anda.

3.    Tampilkan gambar-gambar
Carilah gambar-gambar yang mampu menarik perhatian peserta, tentu saja yang berkaitan dengan materi. Bisa juga gambar-gambar lucu yang bisa mengundang tawa peserta. Usahakan gambar-gambar tersebut berwarna, menarik dan mampu memperjelas materi yang anda sampaikan.

4.    Gunakan audio visual
Siapkan film yang berkaitan dengan materi anda. Pilihlah film yang menarik. Setelah melihat film tersebut, ajaklah peserta mendiskusikan apa yang terjadi disana.

5.    Selipkan nyanyian
Hampir semua orang suka menyanyi, baik itu lagu pop, dangdut, rock, maupun lagu tradisional dan lagu barat. Pilihlah lagu yang tepat, sesuai dengan materi yang anda sampaikan atau lagu yang lagi tenar. Dengan menyanyi mereka akan menjadi terhibur dan gembira.

6.    Ciptakan aktifitas yang melibatkan peserta secara aktif
Peserta jangan hanya menjadi pendengar terus. Libatkan mereka secara aktif dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan tanya jawab atau yang lebih pas adalah diskusi. Pertama bagilah kelas menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya berilah masing-masing kelompok itu topik yang harus mereka bicarakan dulu dalam kelompoknya. Lebih baik kalau hasil diskusi dibuat slidenya. Selanjutnya masing-masing kelompok presentasi di depan yang kemudian ditanggapi oleh peserta lainya. Dengan cara ini anda akan istirahat bicara dan gantian peserta yang terlibat aktif dalam pembelajaran.

7.    Games atau Ice Breaker
Permainan bukan dominasi anak-anak. Orang dewasapun pada umumnya suka dengan permainan untuk sejenak melupakan beban hidup. Permainan dapat bersifat individu maupun kelompok. Games atau ice breaker berfungsi sebagai rangsangan agar peserta terlibat aktif dalam pembelajaran, mereka tidak pasif  menjadi pendengar saja. Lebih dari itu ice breaker akan membuat peserta  menjadi mau berpikir, berkreasi dan lebih mengenal satu dengan lainnya. Dengan itu pula mereka akan gembira, situasi menjadi ramai dan hidup, sehingga ngantuk menjadi hilang. Ada banyak model permainan yang biasa diberikan dalam diklat-diklat, tinggal anda sendiri yang harus aktif mencari atau berkreasi menciptakan  permainan baru.

Contoh Permainan :
Nama Permainan     : Bayangan Cermin
Waktu                       : 5-10 Menit
Materi                       : Keorganisasian
Tujuan                       : Komunikasi Anggota

Prosedur :
Pertama, trainer menyuruh dua orang peserta untuk maju ke depan dan kemudian salah satu peserta memperagakan gerakan seseorang yang sedang bercermin. Dia harus memperagakan seseorang yang sedang bergaya, berdandan, menyisir, pakai bedak, melihat gigi, berbagai ekspresi wajah atau sedang merapikan pakaian. Sedang peserta satunya berdiri di depan peserta yang sedang bercermin tadi, ia memerankan bayangan di cermin. Apapun yang dilakukan peserta pertama, maka peserta kedua harus menirukan, semirip mungkin.
Setelah model permainanya di pahami semua peserta maka panggil pasangan-pasangan berikutnya untuk memerankan hal yang sama. Pasti situasi dijamin ramai dan heboh. Dimana pihak yang bercermin memainkan berbagai ekspresi yang kadang lucu, norak bahkan terlalu cepat sehingga pihak kedua yang memerankan bayangan dicermin akan dibuat kelabakan menirukan gaya pihak pertama, apalagi bila pihak pertama terlalu cepat merubah ekspresi dan gerakan maka pihak kedua akan tertinggal-tinggal dalam menirukan gerakannya. Dan sudah pasti para peserta akan terpingkal-pingkal dibuatnya.

            Manfaat :
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari permainan Bayangan Cermin ini, beberapa diantaranya :
1.      Bahwa seseorang sering merasa dirinya yang paling bagus dan paling benar, walaupun sesungguhnya anggapan itu terkadang semu dan tidak sesuai dengan kenyataanya-seperti halnya tangan kanan yang dalam bayangan cermin menjadi tangan kiri. Oleh karena itu, bersikaplah rendah hati di dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi.
2.      Cobalah untuk mengerti keadaan diri kita sendiri. Orang yang sadar dan mengerti akan dirinya sendiri adalah orang yang tahu diri dalam hidupnya. Tetapi orang yang tidak menyadari siapa dirinya, tidak mengetahui dalam posisi apa dia sekarang, berartioarng tersebut sering lebih merugikan dirinya sendiri.
3.      Mengertilah kekurangan dan kelebihan kita. Menyadari kekurangan diri akan menimbulkan motivasi untuk mau memperbaiki diri dan mengejar ketertinggalan dari orang lain. Teruslah berbuat baik dalam hidup ini, teruslah berkarya dan berbuat. Terus beraktifitas lebih utama daripada duduk termangu tanpa jasa dan karya
4.      Hikmah bagi bayangan cermin adalah; Janganlah kita ingin menjadi orang lain dengan meniru gaya hidup, sikap ,cara bicara, penampilan dan sebagainya agar bisa semirip mungkin dengan tokoh idolanya. Akibatnya identitas diri kita menjadi hilang. Jadilah diri sendiri, jangan ingin jadi orang lain. Syukurilah apa yang ada pada dirimu.

Demikianlah beberapa hal yang harus dilakukan baik oleh penyelenggara diklat dan terutama para widyaiswara sehingga peserta akan bergairah dalam mengikuti mata ajar demi mata ajar dan tujuan diklat akan tercapai dengan baik.***(Diolah dari berbagai sumber)

 MENGATASI STRES DALAM HIDUP
Oleh : Endarto, S.Pd(Widyaiswara Badan Diklat Prvinsi Banten)

Rohim(40) ditemukan tewas tergantung dirumahnya. Peristiwa itu diketahui oleh Ratno, tetangganya yang berniat meminjam gergaji, tetapi setelah  dipanggil-panggil tidak menjawab Ratno curiga dan mengintip dari dinding bambu. Betapa kagetnya ketika ia melihat korban sudah tergantung di dapur rumahnya. Ia pun segera melapor ke RT setempat dan bersama Ketua RT serta tetangganya yang lain ia mendobrak pintu rumah korban.
Selanjutnya mereka melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Bulakamba, Brebes. Peristiwa tersebut diduga murni bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan ditubuhnya. Belum diketahui motif bunuh diri, tetapi diduga kuat dilatar belakangi  masalah ekonomi dan keluarga. Rohim tidak memiliki pekerjaan tetap, kadang ia hanya menjadi buruh tani di sawah tetangganya. Oleh karenanya keluarganya hidup dalam kekurangan, kedua anaknya hanya di sekolahkan sampai SD. Dan sejak seminggu sebelumnya istri dan kedua anaknya pulang ke rumah orangtuanya di Pemalang. Diduga karena stres karena masalah ekonomi dan ditinggal anak istrinya tersebut yang bersangkutan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Sementara itu, seorang perempuan bernama Rina (18) diketahui oleh tetangga-tetangganya memanjat menara seluler setinggi 60 meter di Mertoyudan, Magelang. Peristiwa ini tidak diduga sebelumnya, tetapi menurut para tetangganya , sejak beberapa minggu sebelumnya yang bersangkutan berlaku aneh. Diduga ia melakukan hal tersebut akibat diputuskan oleh pacarnya dan ditinggal merantau. Padahal mereka sudah berpacaran sejak SMP. Ibu dan seorang adiknya yang masih kecil yang datang ke lokasi, syok dan berteriak-teriak meminta anaknya turun. Tetapi Rina yang bertengger di puncak menara tidak bergeming.
Akhirnya satu unit mobil patroli dari satpol PP Kabupaten Magelang datang dan dengan menggunakan pengeras suara mereka berteriak meminta Rina untuk turun. Tetapi karena tidak didengar akhirnya 2 orang anggota Satpol PP memanjat menara. Mereka dengan hati-hati mendekati Rina dan membujuk yang bersangkutan untuk turun. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, yang bersangkutan mau turun. Para tetangganyapun bersorak karena Rina mau turun. Ibu dan adiknya langsung memeluknya sambil menangis histeris. Selanjutnya dengan sebuah ambulan, Rinapun dibawa ke Puskesmas terdekat untuk diperiksa kesehatannya.
Ditempat lain, seorang siswa SMP kelas 3 di Wuryantoro Wonogiri, Nita (13) ditemukan sekarat dikamarnya. Dari mulutnya keluar buih. Diduga ia berusaha mengakhiri hidupnya dengan menenggak obat nyamuk. Aksi tersebut dilakukan diduga kuat akibat yang bersangkutan tidak kuat menanggung malu karena tidak naik ke kelas 3. Untung, aksinya tersebut segera diketahui oleh kakak kandungnya yang baru pulang dari sekolah sehingga nyawanya masih tertolong. Selanjutnya korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.
Yah, berita dan peristiwa seperti ini sudah menjadi makanan kita sehari-hari. Banyak orang yang karena terbelit berbagai persoalan yang mungkin tidak ada jalan keluarnya akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Hidup ini memang tidak mudah. Semenjak lahir sampai meninggal dunia manusia akan mengalami berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut kadang tidak ringan dan sering datang bertubi-tubi. Satu masalah belum selesai masalah lain sudah datang, ibaratnya belum sempat istirahat dan ambil napas kita sudah diserbu masalah baru. Pusing, tegang, cemas dan tertekan akhirnya membelenggu kita. Kondisi inilah yang sekarang dikenal dengan istilah stres.
Masalah yang menumpuk dan tak teratasi atau tidak ada jalan keluarnya akan membahayakan jiwa seseorang. Apalagi dia tidak mau berbagi atau tidak ada orang lain yang membantu  mengatasinya, akhirnya cuma dipendam sendiri dan menjadi beban kehidupan. Hal ini diperparah lagi dengan tuntutan hidup yang makin mencekik. Masalah ekonomi dimana biaya hidup makin mahal, gaya hidup yang makin berat diikuti, konsumerisme yang makin menggila, tuntutan pendidikan dan biayanya yang makin mahal, tuntutan pergaulan, percintaan, masalah jodoh, keluarga, penyakit yang makin beragam dan sukar disembuhkan, pekerjaan dan pergaulan dalam masyarakat yang sering tidak mudah. Apalagi yang tinggal di kota besar, tuntutan hidup jauh lebih tinggi. Hal-hal inilah yang memicu stres. Akibatnya banyak orang gila atau setengah gila, Rumah Sakit Jiwa makin penuh. Penyakit jantung makin menjadi tren. Dan pada puncaknya ketika sudah tidak tertahankan, banyak yang melakukan bunuh diri.
Nah, untuk itu disini ada beberapa cara yang ingin saya sampaikan untuk mencegah dan mengatasi stres dalam kehidupan. Kalau dalam Islam tentu saja dengan mendekatkan diri kepada Allah lewat sholat, dzikir dan doa akan menjadi jalan terbaik untuk mengatasi masalah. Tips-tips berikut berlaku umum apapun latar belakang agama anda ;
1.      Berhentilah mencari kekurangan diri
Tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia ada kelebihan dan kekurangannya. Terimalah apa yang anda miliki itu dengan lapang dada dan penuh syukur, kesampingkan kekurangan anda, syukuri dan kembangkan kelebihan yang anda miliki. Jangan minder atau rendah diri akibat kekurangan yang anda miliki tersebut. Masih banyak orang yang jauh lebih tidak sempurna daripada anda tetapi mereka tetap hidup damai dan nyaman dengan apa yang ada. Bahkan sering kita baca atau lihat di televisi banyak orang yang cacat justru memiliki prestasi luar biasa yang kadang malah membuatnya menjadi motivator dan dikenal di seluruh dunia.
2.      Jangan suka membandingkan diri
Setiap orang diciptakan berbeda, dengan takdir yang berbeda termasuk jodoh, rejeki dan banyak hal lainnya. Jangan selalu melihat keatas terutama dalam hal materi, karena anda akan selalu tidak tenang dan tidak bersyukur dengan apa yang anda miliki, selalu ada perasaan kurang. Lihatlah orang –orang yang dibawah anda baik dilihat dari fisik, kecerdasan, ekonomi maupun hal lainnya mereka jauh lebih tidak beruntung. Apapun keadaan anda itu adalah anugerah terindah yang telah di berikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Barang siapa yang bersyukur maka Allah akan memberikan kenikmatan yang lainnya. Sebaliknya bila kita selalu mengeluhkan segala sesuatu yang ada di diri kita, kita akan terus tersiksa akibat sikap kita yang salah tersebut.

3.      Hilangkan sifat iri dan benci
Jangan pelihara kebencian anda terhadap orang lain, karena hal ini akan selalu menyiksa anda. Hentikan pula rasa iri akan apa yang dimiliki dan atas keberhasilan orang lain. Sering kita melihat disekitar kita orang yang selalu bersaing dengan teman, tetangga, rekan kerjanya dengan cara-cara yang tidak sehat. Beberapa diantaranya bahkan tidak segan-segan untuk memfitnah temannya tersebut. Janganlah dalam hidup ini kita memakai prinsip “Senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang.” Belajarlah menjadi orang yang lapang dada, ikutlah senang bila orang lain mendapatkan kesenangan dan ikut simpatilah ketika orang lain dalam kesusahan.

4.      Cintailah pekerjaan anda
Dimanapun dan apapun pekerjaan anda, pasti ada masalahnya. Karena ini adalah sumber penghidupan yang anda geluti setiap hari, maka walaupun semula anda tidak menyukai pekerjaan itu, maka anda harus belajar mencintainya. Kalau tidak, anda akan selalu mengawali hari anda dengan lesu dan penuh keluhan, dan itu akan sangat menyiksa. Pada saat sekarang dimana jumlah penduduk makin padat, lapangan kerja menjadi rebutan. Diluar sana masih banyak orang yang stres akibat belum punya pekerjaan alias pengangguran. Oleh karena itu apapun pekerjaan anda cintailah itu dengan sepenuh hati.

5.      Lupakan kejadian pahit masa lalu
Setiap orang memiliki masa lalu. Dan tidak semua masa lalu itu indah, bahkan ada yang lebih banyak pahitnya, apalagi kejadian yang memalukan. Hal pahit yang berkesan dalam, akan selalu menimbulkan trauma bila diingat. Kalau anda membaca biografi tokoh-tokoh sukses, rata-rata mereka pernah mengalami hal-hal pahit dalam hidupnya. Tetapi hal itu tidak membuat mereka patah arang bahkan malah menjadi pemacu semangat dalam hidupnya hingga akhirnya menggapai sukses. Bahkan ketika mereka sudah sukses, mereka akan dengan bangga menceritakan kisah tersebut kepada khalayak, padahal saat mengalami dahulu itu merupakan hal yang menyakitkan. Karena itu anggaplah kisah itu romantika kehidupan, ingatlah dengan rasa humor dan katakan pada diri anda, “Toh sekarang saya sudah sukses.”

6.      Tinggalkan kebiasaan tergesa-gesa
Biasakan menjalani hidup dengan tenang, tetapi bukan berarti santai. Rencanakan kehidupan anda dengan cermat dan terprogram. Mana yang anda harus dahulukan dan mana yang bisa ditangguhkan sehingga semua bisa berjalan dengan baik. Dengan perencanaan yang baik maka anda tidak akan terjebak ketegangan ketika tiba-tiba ada setumpuk pekerjaan yang harus segera selesai sehingga anda menjadi kalang kabut. Kebiasaan tergesa-gesa juga akan menjadikan pekerjaan berantakan sehingga hasilnya mengecewakan. Beberapa diantaranya bahkan berakibat fatal, misalnya orang yang tergesa-gesa di jalanan, maka sering terjadi kecelakaan akibat kebiasaan ini.

7.      Carilah Kesibukan
Nganggur atau bengong akan menyiksa anda, maka sibukkanlah diri anda dengan berbagai aktifitas yang positif. Dengan sibuk, anda akan melupakan kesedihan anda, apalagi yang anda lakukan adalah pekerjaan yang menyenangkan. Dengan sibuk anda akan merasa hidup anda berguna dan tidak ada kesempatan untuk melamun. Apalagi kesibukan tersebut akan menghasilkan sesuatu, upah misalnya atau sekedar ucapan terimakasih dari orang lain, itupun akan menggembirakan hati anda, karena anda akan merasa berguna yaitu telah membantu orang lain.

8.      Jangan menumpuk pekerjaan
Dalam hidup ini banyak masalah, maka jangan menunda-nunda pekerjaan atau masalah sehingga menumpuk. Untuk itu daftarlah masalah ataupun kerjaan anda dan coba selesaikan satu-persatu. Setiap masalah perlu pendekatan dan strategi yang berbeda. Dan yang paling utama adalah anda harus yakin bahwa masalah tersebut bisa anda selesaikan dengan baik. Tentukan target sehingga setelah pekerjaan itu tuntas ada kesempatan untuk bersantai untuk kemudian mengerjakan tugas lainnya.

9.      Milikilah hobi
Hobi adalah kegiatan yang paling disukai. Jadi, melakukan kegiatan sesuai hobi pasti menyenangkan. Dengan melakukan hobi, ketegangan pikiran akan berangsur-angsur hilang. Dengan melakukan hobi, apalagi yang menantang, adrenalin kita akan terpacu, dan kalau kita berhasil melakukan sesuatu, kita akan merasakan kegembiran yang luar biasa. Dengan sibuk sesuai kesukaan, anda akan lupa kesedihan.

10.  Lakukan Olahraga atau Wisata
Stres adalah ketegangan yang terjadi pada pikiran dan syaraf anda. Dengan olah raga, otot-otot dan syaraf anda menjadi kendur dan rilek. Badan anda akan menjadi segar dan seolah memiliki semangat baru. Demikian pula dengan rekreasi, melihat tempat dan pemandangan indah maka hati anda akan berbunga-bunga dan seolah anda menemukan hidup baru. Refresing akan mencairkan beban yang ada didada anda dan menggantinya dengan luapan kegembiraan baru.

11.  Berbagilah
Tidak semua masalah bisa kita selesaikan sendiri. Untuk itu kita perlu berbagi pada orang lain yang bisa membantu. Entah itu keluarga, teman, guru atau bahkan psikolog kalau diperlukan.  Dengan demikian masalah tidak akan terpendam dan menumpuk dan segera ada jalan keluar. Banyak orang yang terus nampak murung dalam hidupnya. Setelah diajak ngobrol ternyata masalahnya cuma sepele, tetapi karena terus dipendam sendiri, masalah tersebut terasa berat sehingga tidak pernah terlihat senyum di bibirnya.

12.  Milikilah rasa humor
Humor dapat menghilangkan stres dan mengendurkan syaraf yang tegang.  Membiasakan diri dengan humor akan mencairkan situasi dan membuat suasana jadi segar. Kalau anda tidak bisa melucu, tidak masalah, anda cukup memutar acara lawak di televisi atau mengakses video-video lucu di internet, maka anda akan terpingkal-pingkal dibuatnya. Dengan humor masalah akan menjadi ringan. Karena menghadapi masalah dengan ketegangan  masalahnya akan terasa lebih berat.

13.  Pasrahkan diri kepada Tuhan YME
Jika anda menghadapi berbagai persoalan dalam hidup ini dan segala usaha telah anda lakukan maka langkah terakhir adalah memasrahkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Ingatlah, segala sesuatu, suka-duka, sedih-gembira semua sudah ditentukan olehNya. Kita hanya wajib berikhtiar, berhasil dan tidaknya Tuhan yang menentukan. Dengan kepasrahan diri setelah berusaha tersebut, kita akan menjadi tenang dan jiwa kita akan tentram dalam menghadapi berbagai situasi.

Itulah beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk menghindari dan mengatasi stres. Semoga bermanfaat dan anda akan menghadapi hidup dengan lebih optimis.***(Diolah dari berbagai sumber)