Selasa, 27 September 2011

SAATNYA MEMBANGUN TONGGAK-TONGGAK KEBANGGAAN


SAATNYA MEMBANGUN TONGGAK-TONGGAK KEBANGGAAN

Oleh : Endarto,S.Pd


Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten dibentuk melalui Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 15 tahun 2002. Dengan demikian dinas ini usianya sudah genap 6 tahun di tahun 2008 ini. Selama enam tahun tersebut sudah banyak yang kita lakukan terutama adalah meletakkan pondasi dasar dinas,, menata dan melengkapi struktur organisasi, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM, melengkapi sarana dan prasarana dasar serta setahap demi setahap membangun dan mengembangkan semua bidang garapan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi ini.
Potensi yang kita milikipun luar biasa baik itu untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Sektor perikanan tangkap, wilayah laut kita meliputi Laut Jawa, Selat Sunda dan Samudera Indonesia. Sementara dalam perikanan budidaya terdiri dari tambak-tambak dan kolam-kolam yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota.
            Patut disyukuri pula bahwa Provinsi Banten termasuk provinsi yang memiliki APBD yang cukup besar. Dengan demikian kita tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anggaran pembangunan bidang kelautan dan perikanan dari tahun ke tahun, belum termasuk tambahan dana yang tidak kecil pula dari APBN.
Karena itu tidak ada alasan lagi bagi kita untuk bersantai-santai dalam bekerja sehingga banyak target kinerja yang tidak tercapai. Inilah saatnya kita menyingsingkan lengan  demi kemajuan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Banten. Untuk itu agar lebih terfokus dan terarah kita perlu menetapkan unit-unit yang perlu kita pacu dan kita ciptakan sehingga satu persatu kita memiliki  unit atau prestasi yang dapat menjadi tonggak-tonggak kebanggaan, karena kita menyadari sejauh ini kita belum memiliki unit atau prestasi yang dapat dibanggakan. Adapun unit-unit tersebut sebagian sudah ada sehingga tinggal memaksimalkan sedangkan sebagian lagi belum ada tetapi kita berharap kita bisa segera mewujudkannya untuk menambah gaung Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Beberapa diantaranya sejalan dengan apa yang dicanangkan dan dicita-citakan oleh Kepala DKP Banten, Ir.H.Suyitno,MM tentang pembentukan cluster-cluster atau kawasan khusus perikanan dan kelautan. Secara lengkap tonggak-tonggak kebanggaan yang dapat kita kembangkan  tersebut adalah :
  1. Optimalisasi BBAT Curugbarang
                                                
Tugas pokok dari UPTD ini adalah melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar serta pelestarian sumberdaya induk/benih ikan dan lingkungan. Dari segi usia UPTD ini sudah berdiri sejak 2003, dari segi fasilitas sudah cukup lengkap dan dari segi dana pembangunan dan operasional sudah cukup besar pula. Maka sudah saatnya UPTD ini menunjukkan kinerjanya kepada masyarakat yaitu dengan menghasilkan benih-benih unggul untuk meningkatkan produksi ikan air tawar di Provinsi Banten. Selain itu UPTD ini merupakan salah satu ujung tombak DKP Banten sebagai dinas penghasil sehingga diharapkan, dengan biaya besar yang sudah ditanamkan disini maka juga akan segera menghasilkan PAD yang besar pula sehingga dari segi perhitungan bisnis tidak merugi

  1. Optimalisasi BPMHP Tangerang dan Serang

BPMHP Tangerang dan Serang dibentuk untuk melakukan pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan sehingga produk-produk perikanan yang dipasarkan menjadi layak konsumsi dan memenuhi standarisasi mutu yang ditetapkan pemerintah. Selain itu juga bertugas untuk menerbitkan sertifikat mutu hasil perikanan yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Secara resmi BPMHP ditetapkan sebagai UPTD sejak tahun 2003. Dengan gedung dan peralatan yang sudah cukup lengkap serta biaya operasional yang cukup besar pula maka diharapkan UPTD ini mengoptimalkan kinerjanya dan memperluas jangkauan pembinaannya sehingga mutu hasil perikanan di Provinsi Banten ini makin meningkat dan terjamin, dan diharapkan keberadaan lembaga ini makin diakui oleh masyarakat. Selain itu dari jasa pengujian, check point dan sertifikasi diharapkan PAD yang dihasilkan juga terus meningkat.

  1. Optimalisasi BBIP Cigorondong

UPTD ini dibangun sejak tahun 2003 dan ditetapkan sebagai UPTD tahun 2006. Tugas utama dari UPTD ini adalah untuk melakukan pembenihan dan pembesaran ikan pantai. Dengan peralatan yang sudah cukup lengkap serta dana pembangunan dan operasional yang cukup besar maka sudah saatnya UPTD ini menunjukkan kinerjanya dengan meningkatkan produksi dan penjualan benih dan ikan konsumsi. Selain itu sebagaimana UPTD yang lain, UPTD ini merupakan ujung tombak DKP Banten sebagai dinas penghasil sehingga diharapkan, dengan biaya besar yang sudah ditanamkan disini maka juga akan segera menghasilkan PAD yang besar pula sehingga dari segi perhitungan bisnis tidak merugi. Akan lebih baik apabila BBIP dapat membina masyarakat setempat untuk budidaya ikan unggulan seperti kerapu di KJA sehingga ekonomi mereka terangkat.

  1. Optimalisasi Depurasi Kekerangan di Panimbang

Depurasi merupakan instalasi standar untuk menjamin kualitas dan kebersihan produk kekerangan. Walaupun belum ditetapkan sebagai UPTD, namun unit ini telah menunjukkan tanda-tanda kesuksesan. Hal ini ditunjukkan dengan perencanaan dan manajemen yang mantap serta beberapa kali panen yang telah di lakukan. Hal lainnya adalah dengan telah melibatkan masyarakat setempat dan investor untuk melakukan budidaya kerang hijau di wilayah ini serta melibatkan ibu-ibu dalam proses pengupasan kerang sehingga ekonomi masyarakat juga terangkat. Kedepan diharapkan unit ini semakin maju sekaligus dapat menjadikan daerah ini sebagai cluster kekerangan dengan memacu hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.

  1. Optimalisasi Pasar Ikan Higienis di Tangerang
  
Pembangunan pasar ikan higienis ditujukan untuk untuk mendongkrak konsumsi ikan masyarakat dan menyediakan tempat penjualan hasil perikanan dan kelautan yang bersih dan modern. Satu hal yang perlu ditekankan disini adalah kita telah membangun sarana tersebut dengan dana yang tidak kecil. Maka langkah yang paling urgen adalah segera memfungsikan sesuai tujuan pembangunannya yaitu dengan menjual ikan segar dan olahan sehingga keberadaannya dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk belanja ikan apalagi lokasinya di kawasan bergengsi yaitu BSD. Kita dapat belajar dari PIH yang sudah berjalan seperti PIH Pejompongan di Jakarta untuk mengoperasikan unit ini. Bila PIH ini berjalan dengan baik maka dapat menjadi pionir untuk pembangunan PIH lain di Kabupaten/Kota di Banten sehingga konsumsi ikan masyarakat meningkat dan PAD juga didapat.

  1. Optimalisasi Kawasan Budidaya Rumput Laut Pulau Panjang

Sejak dulu Pulau Panjang dikenal sebagai kawasan budidaya rumput laut, hal ini terlihat dari kawasan perairan sekitar pulau yang disibukkan dengan aktifitas budidaya produk ini. Yang perlu kita lakukan adalah membina masyarakat setempat untuk meningkatkan produksi dan memperluas lahan budidaya karena nilai jualnya cukup tinggi. Bila lokasi ini dapat dikelola secara maksimal dan produksinya makin pesat maka dapat dijadikan contoh/pilot project untuk daerah dan pulau lainnya untuk mengembangkan produk yang sama sehingga produksi rumput laut di Banten terus meningkat. Semoga pula pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegara tidak mencemari lokasi ini sehingga budidaya rumput laut tidak terancam.

  1. Penetapan Kawasan Budidaya Perikanan Air Tawar Andalan

Banyak komoditas ikan air tawar yang dibudidayakan oleh masyarakat kita, namun demikian sifatnya masih parsial atau dikembangkan menurut kemauan masing-masing tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik. Akibatnya juga tingkat produksinya tidak diketahui secara jelas. Karena itu kedepan perlu dikembangkan cluster-cluster perikanan budidaya yang memproduksi komoditas sejenis. Misalnya dimana kawasan budidaya ikan mas, lele, patin, gurameh, nila, dan lainnya. Yang sudah kelihatan hasilya adalah sentra budidaya lele dumbo di Pasir Tangkil, Warunggunung Kabupaten Lebak. Dimana sebagian besar masyarakatnya terlibat dalam budidaya ini dan setiap hari dari kawasan ini dihasilkan 800 sampai 1500 kg lele dumbo yang dijual disekitar Banten. Para pembudidaya inipun telah merasakan pendapatan antara 1 s.d. 1.5 juta perbulan. Nah, selanjutnya daerah mana lagi yang akan kita jadikan sebagai cluster ikan air tawar ?

  1. Penetapan Kawasan Budidaya Tambak Andalan

Daerah pantai utara Kabupaten Tangerang dan Serang dikenal sebagai daerah budidaya tambak sejak dahulu. Komoditas utama yang dihasilkan adalah bandeng dan udang baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Namun demikian karena wilayah budidayanya sangat luas dan menyebar, kadang tidak ketahuan daerah mana yang berhasil dan daerah mana yang gagal panen, ada daerah tertentu yang kadang ada kegiatan budidaya kadang tidak, bahkan banyak ditemukan tambak yang kosong tidak terurus. Karena itu kedepan kita harus menetapkan daerah-daerah binaan yang dapat menjadi percontohan. Kita bangun prasarana seperti saluran tambak, kita bantu benih dan peralatan, kita bina dan pantau budidayanya agar hasilnya meningkat pesat. Selanjutnya daerah ini akan jadi contoh daerah lain dan dapat juga sebagai tujuan studi banding. Untuk pertama kali cukup kita tentukan satu kawasan dan tahun-tahun selanjutnya dapat kita kembangkan daerah lainnya sehingga akan banyak tercipta kawasan tambak andalan di wilayah ini.

  1. Penetapan Kawasan Budidaya dan Pasar Ikan Hias

Ikan hias merupakan komoditi yang semakin diminati di masyarakat. Sejauh ini kita baru memiliki lokasi pengembangan di Kota Tangerang terutama masih dalam skala rumah tangga. Padahal karena permintaan pasar yang terus meningkat sangat mendesak bagi kita untuk memiliki lokasi budidaya ikan hias dalam skala besar. Dalam hal ini kita dapat belajar banyak dari daerah Parung, Bogor sebagai sentra budidaya ikan hias. Daerah ini merupakan pemasok utama ikan hias air tawar ke DKI Jakarta, Banten, Bogor dan sekitarnya. Banyak tempat yang bisa kita jadikan lokasi budidaya ikan hias di Banten ini, tinggal daerah mana yang akan kita jadikan pilot project agar kita dapat mengembangkan potensi yang ada selain untuk merebut pasar di Banten. Kedepan kita juga bermimpi akan adanya Pasar Ikan Hias yang besar dan lengkap.

10. Penetapan Kawasan Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Hasil produksi perikanan dan kelautan selain dapat dijual dalam bentuk ikan segar juga dalam bentuk olahan. Selain untuk mengantisipasi ketika produksi ikan sedang melimpah agar tidak busuk sia-sia yang lebih penting lagi adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis dan membuka lapangan kerja. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk,seperti tepung ikan, nugged, fillet, ikan asin, ikan asap, pindang, bakso, keripik, kerupuk dan sebagainya. Karena itu kita juga harus memikirkan sektor ini dalam upaya memajukan sektor kelautan dan perikanan serta ikut mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Secara lengkap ide ini telah ditulis oleh Anggoro Gusdyono,A.Pi, MM di Samudera Biru Tahun V Edisi II, Juni 2007 dimana ia mengusulkan konsep Kawasan Industri Perikanan Terpadu di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bojonegara terkait pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegara.
  1. Optimalisasi Perikanan Tangkap

Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang sangat luas yaitu meliputi Laut Jawa, Selat Sunda dan terutama Samudera Indonesia. Untuk Laut Jawa dan Selat Sunda sudah mengalami Overfishing. Nah, yang masih bisa kita andalkan adalah wilayah Samudera Indonesia. Masalah utama kita adalah kapal dan alat tangkap yang dimiliki nelayan kita sudah ketinggalan, karena kapal yang mereka miliki termasuk skala kecil, dari perahu tanpa motor sampai kapal ukuran 30 GT (jumlah terbatas). Selain itu mereka juga masih terbelit oleh persoalan harga BBM yang mahal. Karena itu kedepan perlu dipikirkan pengadaaan kapal bertonase besar dan modern termasuk solusi harga BBM agar mereka dapat menangkap ikan sampai ke laut lepas (ZEEI) yang selama ini dikuasai oleh nelayan dari daerah lain dan bahkan kapal asing.

  1. Pembangunan Pelabuhan Besar dan Lengkap (PPP)

Sejauh ini kita baru memiliki pelabuhan –pelabuhan setingkat TPI dan PPI, hanya ada satu PPP yaitu PPP Karangantu yang dikelola oleh DKP Pusat. Dan sejak berdirinya DKP Banten tahun 2002 kita telah berkomitmen untuk menjadikan PPI Labuan sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) andalan kita. Karena itu kita harus mengkonsentrasikan perhatian kita termasuk konsentrasi anggaran ke pelabuhan ini agar segera terwujud impian kita ini. Kita harus segera melengkapi sarana-prasarana yang ada seperti dermaga, break water, docking kapal, tempat pelelangan, pabrik es, cold storage, SPDN, dan sarana lain untuk memenuhi standar pelabuhan setingkat PPP. Terbayang betapa bangganya bila impian yang telah lama kita inginkan ini dapat segera terwujud, ini berarti juga kemajuan bagi para nelayan dan masyarakat Banten pada umumnya.

  1. Mangrovisasi, Konservasi Terumbu Karang dan Wisata Bahari

Hal ini terkait dengan pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil. Kita memiliki garis pantai sekitar 517 km atau termasuk pulau-pulau kecil 816,99 km. Sebagian pantai kita tersebut dalam kondisi kritis, salah satunya akibat kurangnya tanaman mangrove. Karena itu perlu segera digalakkan mangrovisasi secara besar-besaran, termasuk gerakan konservasi terumbu karang dan sejenisnya, seperti transplantasi karang yang sudah kita lakukan. Gerakan mangrovisasi dan konservasi terumbu karang ini erat kaitannya dengan wisata bahari, karena itu hal ini dapat kita laksanakan secara terpadu. Sebagai terobosan awal kita dapat menjadikan satu kawasan sebagai pilot project. Bila gerakan ini berhasil maka akan mengundang wisatawan yang sangat menikmati hijaunya mangrove di sepanjang pantai sambil melakukan snorkeling dan scuba diving untuk melihat aneka biota laut dan ikan diantara terumbu karang yang warna –warni. Lebih-lebih bila didukung oleh sarana wisata seperti hotel dan lainnya yang ada di pantai maupun pulau-pulau kecil yang kita miliki. Kedepan kita juga bermimpi adanya Mangrove Centre sebagai pusat kajian dan pengembangan mangrove di Banten.

  1. Penetapan Ikan Unggulan sebagai Ikon Daerah


Dalam hal ini kita akan meniru Provinsi Jambi yang secara besar-besaran mengembangkan ikan patin. Tidak main-main, bahkan untuk itu mereka sampai studi banding ke Vietnam yang telah berhasil menjadikan Sungai Mekong sebagai sentra budidaya ikan patin. Tidak mau kalah dengan Vietnam, Jambi juga menjadikan Sungai Batanghari yang panjangnya sekitar 700 km itu sebagai sentra budidaya melalui keramba-keramba. Lebih dari itu Gubernur Jambi telah menetapkan ikan patin sebagai ikon daerah yaitu dengan mengganti nama jenis patin siam dan jambal yang mereka kembangkan dengan sebutan Patin Jambi sebagai trade mark, cukup mengena. Mereka menargetkan untuk menghasilkan fillet patin untuk penjualan domestik maupun ekspor 300 ton per bulan untuk mengejar Vietnam yang telah berhasil mengekspor 500 ton fillet patin perbulannya. Nah bagaimana untuk Banten ? Kita tinggal memilih apakah lele phyton, ikan mas, Si Nyonya, nila atau lainnya yang akan kita jadikan ikon daerah dan kita blow up produksinya sehingga menjadi kebanggaan daerah sekaligus meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan kita.

  1. Tercapainya Banten Swasembada Ikan

Provinsi Banten memiliki potensi perikanan yang luar biasa baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Namun sangat disayangkan bahwa potensi tersebut belum bisa dikelola dan dikembangkan secara maksimal, karena sampai saat ini kita masih mendatangkan ikan dari daerah lain terutama Jawa Barat. Karenanya ini merupakan tantangan bagi DKP Banten untuk mewujudkan swasembada ikan.. Kalau ini bisa terwujud maka inilah keberhasilan kinerja DKP Banten yang sesungguhnya, Karena selain tingkat konsumsi ikan masyarakat akan meningkat, pendapatannya juga meningkat karena pasar ikan lokal bisa dikuasai. Tentang hal ini sudah ditulis oleh Wahyudi Sugiatno,A.Md di Samudera Biru Tahun V Edisi I, Maret 2007. Pertanyaannya adalah : Tahun berapa kita berani menargetkan Banten Swasembada Ikan ?

  1. Peningkatan Ekspor


Bersamaan dengan dan setelah berhasilnya kita mewujudkan Banten Swasembada Ikan maka kita juga harus meningkatkan ekspor kita. Hal ini mengingat kita memiliki komoditas ekspor yang melimpah,  baik ikan laut maupun  ikan air tawar. Permintaan ekspor ikan ke berbagai negara juga sangat tinggi walaupun persyaratannya tidak mudah. Selain itu kita memiliki keuntungan lainnya yaitu posisi Banten yang sangat strategis dimana Bandara Internasional Soekarno Hatta berada di wilayah kita dan sebentar lagi kita akan memiliki Pelabuhan Internasional Pelindo II di Bojonegara sehingga aksesnya mudah dan biaya transportasinya bisa lebih hemat



  1. Pembangunan Banten Fish Center  (BFC)


Bila unit-unit yang lain telah dibangun dan menunjukkan kemajuan maka saatnyalah DKP Banten membangun Banten Fish Center (BFC). BFC  merupakan pusat perikanan terpadu sebagai etalase perikanan dan kelautan di Banten. Disinilah semua informasi perikanan dan kelautan di Banten bisa didapatkan karena ada unit Fish Information Center didalamnya. Selain itu juga terdapat gedung pertemuan, penginapan, restoran, Mini Sea World, toko produk perikanan, toko alat perikanan, pasar ikan higienis, perkolaman, taman dan fasilitas lain yang menggambarkan dunia perikanan dan kelautan di Provinsi Banten. Secara lengkap hal ini sudah penulis sampaikan pada Samudera Biru Volume 02 Edisi I, April 2004


Demikianlah unit-unit yang bisa kita bangun dan kembangkan, barangkali masih banyak unit lainnya yang bisa kita kembangkan sebagai unit kebanggan dinas. Tentu saja semuanya tidak bisa kita capai sekaligus tetapi secara bertahap tergantung prioritas dinas, mana yang mau didahulukan. Apabila satu demi satu unit-unit tersebut dapat kita bangun dan maju maka  keberadaan DKP Banten akan diakui oleh semua pihak dan kita akan bangga sebagai karyawan DKP Banten. Jangan sampai keberadaan kita dipertanyakan oleh masyarakat karena hanya menghabiskan anggaran dari tahun ke tahun tanpa adanya hasil yang jelas. Dan kunci dari semuanya itu adalah apabila semua karyawan DKP Banten memiliki visi yang jelas dan kemauan keras untuk memajukan bidang kelautan dan perikanan. Jadi…., kalau tidak dimulai dari sekarang,…. kapan lagi????(2008)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda