Selasa, 27 September 2011

PEMANASAN GLOBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN


PEMANASAN GLOBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
Oleh : Endarto,S.Pd


       Akhir-akhir ini istilah global warming atau dalam Bahasa Indonesianya Pemanasan Global ini sering muncul. Dan semakin menjadi-jadi ketika peristiwa demi peristiwa, bencana demi bencana silih berganti terjadi di berbagai belahan dunia yang menurut para ilmuwan ini diakibatkan oleh global warming.
            Para Klimatolog di British Meteorogical Office (BMO) Januari lalu menghitung bahwa 2007 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah bumi. Penyebabnya adalah gabungan dari kemunculan El Nino,  peningkatan pemanasan global dan efek penyinaran matahari.
            Suhu rata –rata bumi, berdasarkan pengukuran BMO selama periode 1961-1990 adalah140C. Sebelumnya bumi mengalami tahun terpanas  pada tahun 1998 yang mencapai 14,520C. Dan pada tahun ini yang tertinggi yaitu akan mencapai 14,540C. Sebenarnya hanya meningkat 0,020C dari tahun 1998. Tetapi kenaikan sekecil itu sudah dapat membunuh berbagai species di muka bumi, membikin gagal panen dan membawa kekeringan panjang.
            Pakar iklim dari ITB, Zadrach D. Lufe, membenarkan bahwa sejak 1850 bumi terus mengalami kenaikan suhu dan ini terus merangkak naik secara ekstrim sejak tahun 1970.

APA PENYEBABNYA ?
            Pemanasan Global merupakan peristiwa meningkatnya suhu di atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemicu utamanya adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam yang dibuang melalui asap knalpot, cerobong pabrik, pemakaian CFC pada pendingin udara dan alat elektronik lain yang melepas  karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfir. Ketika semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, atmosfir semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi. Akibatnya bumi menyerap lebih banyak energi matahari daripada yang dilepas kembali ke luar angkasa.

AKIBAT-AKIBAT PEMANASAN GLOBAL
  • Mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9-100 cm, menimbulkan gelombang pasang, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau.
  • Menyebabkan rusaknya musim,. Contohnya di Indonesia yang musim hujannya berlangsung pada bulan Nopember-April dan musim kemarau pada bulan Mei-Oktober menjadi kacau, sehingga tidak teratur lagi.
  • Kekeringan terjadi diberbagai belahan bumi. Di Indonesia, banyak daerah yang sebelumnya bukan termasuk daerah kering, ikut mengalami kekeringan juga. Akibatnya masyarakat kesulitan air bersih dan pengairan sawah terhenti yang menyebabkan gagal panen sehingga stokpangan terancam.
  • Terjadinya badai dan banjir di berbagai Negara.
  • Terjadinya gelombang panas yang makin meluas.
  • Hutan yang mampu menyaring udara dan menyerap air, menjadi rentan terhadap kebakaran. Contohnya di Kalimantan dan Sumatera yang merupakan paru-paru dunia kebakaran sudah mencapai 10 juta hektar (            termasuk akibat kesengajaan).
  • Menyebabkan matinya terumbu karang (coral bleaching)
  • Menurut WHO, global warming juga memicu migrasi serangga tropis pembawa virus tropis mematikan seperti malaria dan demam berdarah, sehingga akan menyebar.
  • Beberapa daerah yang dulu dikenal dingin, suhunya juga naik sehingga udaranya makin panas seperti di daerah Malang, Kaliurang, Pasuruan, Bogor, Puncak, Lembang, Pandeglang dan sebagainya.


FAKTA-FAKTA
            Berbagai kejadian di berbagai penjuru  dunia belakangan ini semakin mendukung fakta terjadinya global warming ini. Istilah – istilah baru terkait berbagai bencana diduniapun semakin terbiasa di telinga kita akhir-akhir ini, misalnya nama-nama badai dan topan yang terjadi di berbagai negara seperti badai Katrina, Rita, Durian, Pabuk, Wutip, Usagi, Dean, Felix, Fitow, Henritte dan sebagainya. Fakta- fakta berikut ini semakin memperkuat sinyalemen tersebut :
 
-          Badai silih berganti menghantam Amerika Utara, Tengah dan Selatan satu dua tahun terakhir. Dari Katrina, Rita,  Dean, Felix sampai Henritte di bulan Agustus 2007 ini. ( Felix di Nikaragua menewaskan 21 orang, 9.000 rumah hancur. Henritte di Mexico, 7 tewas)
-          Badai Durian, Pabuk, Wutip, Usagi, dan Fitow yang menerjang beberapa wilayah Asia dan Jepang Tahun 2006-2007 ini.
-          Gelombang pasang di Selatan Jawa dan di Muara Angke, Jakarta (Mei ’07) dan di selatan Bali, NTT, Gorontalo dan Maluku (Agustus ‘07)
-          Banjir dan longsor di Morowali Sulawesi Tengah dan Balikpapan, puluhan orang meninggal (Juli-Agustus ’07)
-          Kekeringan hebat di Jawa Barat dan Jawa Tengah, 268.000 ha sawah puso (Agustus ’07)
-          Banjir di Oxford Inggris ,Sungai Thames meluap, penduduk di ungsikan (25 Juli ‘07)
-          Banjir di Swiss, Sungai Rhine meluap, kota-kota terendam, ratusan mengungsi (Agustus ’07)
-          Gelombang Panas di Hongaria, 500 orang tewas , suhu 41,90C (15-22 Juli ‘07)
-          Gelombang Panas di Rumania, 30 orang tewas, suhu 440C, 19.000 orang masuk rumah sakit (Juli ’07)
-          Gelombang Panas di Yunani ,Rumania dan Turki, 35 tewas, suhu 460C (Juni’07)
-          Gelombang Panas di Balkan,Serbia, suhu 43 0C, kebakaran hutan di 50 lokasi (Juli’07)
-          Gelombang Panas di Bulgaria, suhu 44 0C, terjadi kebakaran hutan (Juli ’07)
-          Gelombang Panas di Macedonia, suhu 450C, 1 tewas, ribuan mengungsi, kebakaran hutan seluas 1.000 hektar (Juli ’07)
-          Gelombang Panas di Yunani, sejumlah orang tewas, suhu 44 0C, kebakaran hebat di wilayah yang luas, termasuk Kota sejarah Olympia (Juli-Agustus ’07)
-          Gelombang panas di Italia, 4 tewas, 4.000 orang mengungsi , suhu malam hari 27,10C (23 Juli ’07)
-          Badai dan banjir di China, 900 orang tewas dan hilang, ratusan ribu di evakuasi (Juli- Agustus ’07)
-          Badai Wutip dan Pabuk menghantam China Selatan, 270.000 diungsikan (Agustus ’07)
-          Badai Wutip di Filipina, 3 tewas dan 13 hilang, 17 cedera, mengakibatkan banjir di Manila dan 13 Provinsi, ribuan mengungsi (Agustus ’07)
-          Banjir di Vietnam, 43 tewas, ribuan mengungsi (Agustus ’07)
-          Badai dan Banjir di India, Bangladesh dan Nepal, 585 tewas, ribuan rumah hancur, puluhan ribu orang sakit dan kelaparan (Juli-Agustus ’07)
-          Banjir di Sudan, 100 tewas, banjir di 16 propinsi, sejumlah infrastruktur dan 60.000 rumah hancur (Juli-Agustus ’07 )

DAMPAK TERHADAP DUNIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
            Dari berbagai peristiwa akibat pemanasan global ini, kita dapat memperkirakan dampak-dampak atau kerugian yang akan dialami sector kelautan dan perikanan, diantaranya dapat dicontohkan berikut ini :
Ø  Matinya terumbu karang
Terumbu karang merupakan tempat hunian dan berkembangbiaknya berbagai jenis ikan, kalau terumbu karang rusak, ini akan mengakibatkan turunnya produksi ikan.
Ø  Gelombang pasang
Ini akan mengakibatkan turunnya jumlah tangkapan ikan laut karena nelayan tidak berani melaut, penghasilan mereka menjadi turun. Selain itu akan merusak sarana dan prasarana alat tangkap dan pelabuhan.
Ø  Pencairan es
Ini akan mengakibatkan banyak dataran rendah dan daerah pantai  termasuk kawasan pertambakan akan hilang , sehingga produksi ikan payau turun. Banyak dermaga dan pelabuhan akan hilang karena tenggelam.
Ø  Banjir
Ini akan mengakibatkan gagal panen ikan karena kolam-kolam dan kawasan tambak dan tempat budidaya lainnya akan rusak akibat banjir, atau ikan akan ikut terbawa banjir sehingga petani tidak jadi panen.
Ø  Kekeringan
Kekeringan akan menyebabkan pasokan air turun, otomatis ini akan menurunkan produksi budidaya ikan, karena air merupakan wahana budidaya ikan yang utama.
Ø  Menghangatnya air laut
Ini akan menyebabkan spesies ikan tertentu yang hanya bisa hidup di air laut yang dingin banyak yang mati

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI

            Kenaikan suhu bumi ini hanya bisa dicegah bila manusia mampu melakukan aktivitas yang mengurangi gas-gas itu dalam jumlah setara. Berbagai langkah sudah ditempuh untuk menurunkan suhu bumi ini, yang paling fenomenal yaitu Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah perjanjian internasional mengenai pemanasan global. Sekitar 2200 delegasi dari 161 negara bertemu utuk membuat kesepakatan atau protocol. Mereka membuat komitmen untuk mengurangi emisi atau pengeluaran karbondioksida dari gas rumah kaca. Jika sukses diberlakukan Protokol Kyoto  yang berlaku mulai tanggal 16 Pebruari 2005 ini diprediksi akan mengurangi rata-rata suhu global antara 0,020C sampai 0,280C pada 2050. Gerakan lainnya adalah Pertemuan APEC di Sydney Australia pada 7 September 2007 ini yang membahas pula tentang Climate Change atau perubahan iklim serta rencana pertemuan di Bali pada Desember mendatang untuk menindaklanjuti Protokol Kyoto agar lebih menggigit dan lebih jelas realisasinya.
      Itulah pemanasan global dan pengaruhnya terhadap dunia kelautan dan perikanan. Dan sebagai warga dunia kita berkewajiban untuk ikut menjaga keseimbangan alam agar kelangsungan hidup umat manusia dimuka bumi ini tetap terjamin. Karena kalau tidak, ada 1 ancaman yang sangat mengerikan bila pemanasan global ini tidak terkendali dan makin cepat prosesnya;  Para ahli memperkirakan bila semua es di kutub utara dan selatan mencair maka…..permukaan air laut di seluruh dunia akan naik 75 meter. Jadi kira-kira nanti bumi tinggal ujung-ujung bukit dan puncak-puncak gunung .Gimana kalau gunungnya meletus bareng-bareng? Ooo…..tidaaaaak.***( Dari berbagai sumber-2007)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda